Nama yang akan kita perbincangkan ini adalah nama daerah : Lawanggintung.
Nama daerah ini begitu terkenal, karena merupakan nama daerah yang tidak pernah digunakan dimanapun. Ini adalah suatu keistimewaan yang sangat kita banggakan bagi kita pemiliknya terutama orang merasa memiliki Bogor. Ada dua versi asal muasal nama ini.
Versi pertama mengatakan bahwa dahulunya di tempat itu ada pintu untuk masuk ke halaman keraton Pakuan Pajajaran berbentuk gapura beratap dan pada sebelah kanan pintu masuk tersebut tumbuh pohon yang bernama “pohon gintung”. Tanaman itu memang banyak terdapat disana buahnya bernama “gadog” buah ini tidak boleh dimakan, dalam bahasa Sunda ada peribahsa “dipiamis buah gintung” artinya disangka baik hati ternyata sebaliknya.
Versi kedua diceritakan dengan berlatar belakang catatan sejarah. itupun perlu kita kaji pula akan kebenarannya. Dahulu ditempat itu terdapat jembatan atau pintu yang digantung (lawanggitung) pintu yang bisa diangkat dan ditutup dengan cara digeret dan ditarik ke atas dengan tambang besar atau rante memakai tenaga manusia seperti yang terdapat dalam film cerita klasik Inggris Robin Hood, Hamlet ataupun Gladiator, yang dibawahnya mengalir sungai atau danau. Bentuk lawang seperti itu memang contohnya masih ada sampai sekarang di sebuah puri Pangeran Niddegan di Jerman.
Di Bogor lawang yang digantung itu disebut Lawanggintung sebenarnya berada masuk ke Kampung Lawanggintung (dulu komplek pabrik paku “Tulus Rejo” sekarang bukan lagi pabrik paku, tapi toko tas, dibagian belakang komplek ini mengalir sungai Cipeucang. Daerah ini dijadikan perkebunan tarum pada zaman VOC. Penduduknya kemudian dipindah ke gang sekip. Ketika tempat baru itu dijadikan “sekip”, kampung Lawanggintung dipindahkan ke lokasi yang sekarang, dan lokasi pabrik ini berdekatan dengan lokasi bekas gerbang Pakuan.
Sedangkan letak lima keraton Pajajaran yang bernama Bima-Punta-Narayana-Madura-Suradipati berada pada sebelah kiri jalan sekarang, berada di bagian dalam termasuk komplek kopasgat di ujung hulu sungai Cipakancilan menghadap ke tenggara. Disampingnya ada gunungan benteng tanah dan batu (sudah punah) yang memisahkan komplek Pakuan sekarang. sumber kabayan blog
0 Response to "Sejarah Lawanggintung"
Post a Comment