Tugu Kujang Riwayatmu Kini ...


Tugu kujang yang berdiri di Jalan Pajajaran tepat didepan Botani Square, merupakan tugu dan monumen bersejarah kebanggaan masyarakan Bogor, keberadaannya di ujung Kebun Raya Bogor dan berdekatan dengan pintu masuk Tol Jagorawi seolah menyambut kedatangan setiap pendatang yang akan masuk ke kota Bogor dengan ujungnya yang runcing  seolah memberi peringatan  " jangan ganggu dan rusak kota kami , kami akan melawan " namun kini ujung pisau kujang tersebu seolah menjadi tumpul karena pemerintah kota yang TIDAK BISA MENJAGA PENINGGALAN BERSEJARAH tersebut.  



Keindahan tugu kujang kini hilang karena terhalang oleh AMBISI PENGUASA dan PENGUSAHA yang seolah tidak memikirkan nasib tugu ini pada masa mendatang.  Martabat tugu kujang kini menjadi kecil dibanding martabat HOTEL yang sedang dibangun disampingnya.  

Yaa,, apa boleh dikata, kita masyarakat asli kota Bogor , yang lahir dan besar di sini hanya bisa mengurut dada saja menyaksikan episode ini. keindahan tugu kujang dengan pemandangan disekelilingnya kini hanya bisa dinikmati lewat gambar-gambar dibawah ini: 





Sudahlah,, kita tutup keluh kesah ini, karena percuma saja, pondasi sudah dipancangkan, tidak mungkin dirobohkan lagi. kita terima saja kenyataan kalau tugu kesayangan dan kebanggaan kita kini telah kalah martabat. 

Kita kembali pada sejarah awal berdirinya Tugu kujang, 

Tugu yang berdiri kokoh ini merupakan lambang bagi kota Bogor sebagaimana layaknya pada kota-kota lainnya di Indonesia. Tugu setinggi kira-kira 25 M ini dibangun pada 4 Mei 1982 diatas sebuah lahan seluas 26M x 23M dan diperkirakan menghabiskan biaya sebesar Rp. 80jt.

Nama Kujang sendiri diambil dari nama sebuah senjata pusaka tradisional etnis Sunda yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Pusaka Kujang itu sendiri sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14 Masehi, di masa pemerintahan Prabu Siliwangi.
Di masa lalu Kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian. Pernyataan ini tertera dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M) maupun tradisi lisan yang berkembang di beberapa daerah diantaranya di daerah Rancah, Ciamis. Bukti yang memperkuat pernyataan bahwa kujang sebagai peralatan berladang masih dapat kita saksikan hingga saat ini pada masyarakat Baduy, Banten dan Pancer Pangawinan di Sukabumi.


Dengan perkembangan kemajuan, teknologi, budaya, sosial dan ekonomi masyarakat Sunda, Kujang pun mengalami perkembangan dan pergeseran bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian, kujang berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sakral. Wujud baru kujang tersebut seperti yang kita kenal saat ini diperkirakan lahir antara abad 9 sampai abad 12.

Pusaka atau senjata tradisional bagi masayarakat Jawa Barat itu, kemudian oleh masyarakat di Kota Bogor dijadikan sebagai lambang Kota Bogor dan untuk mengenangnya kini pusaka kujang juga diabadikan di sebuah tugu yang kini kita kenal dengan nama Tugu Kujang. Adapun ornamen berupa pusaka kujang yang berdiri kokoh di atas Tugu Kujang tersebut sebetulnya memiliki berat -+800 kg, dengan tinggi pusaka mencapai 7 m. Untuk mempercantik penampilan pusaka itu, juga dilapisi dengan bahan stainless steel, tembaga dan bahan kuningan.

Sekarang tinggal masyarakat kota Bogor yang harus sedia menjaganya, karena kalau bukan kita siapa lagi ?? .. buktinya sudah nyata ..