Sejarah kantor Pos Bogor

Bogor pada tahun 1800 dihuni oleh banyak penduduk yang terdiri dari bangsa Eropa, Asia dan pribumi. Keberadaan orang Eropa yang sebagian besar menganut ajaran protestan dan katolik, menuntut akan keberadaan rumah ibadah bagi mereka, yaitu gereja. 


Pada tahun 1845 di dirikan sebuah Gereja yang pemberkatannya dilakukan pada 13 April 1845. Gereja Simultan / ekumene yang terletak di Groote Post Weg (Jalan Raya Pos) atau yang sekarang dikenal dengan Jl. Juanda, digunakan oleh umat Katholik dan Protestan secara bersamaan. Kemudian pada tahun 1896, dengan kemampuannya sendiri umat Katholik berhasil membangun Gereja sendiri dan memisahkan diri dari Gereja Simultan. Lalu enam puluh tiga tahun kemudian (1920) umat Protestan juga mendirikan Gereja sendiri yang menampung lebih banyak jemaat di lingkungan Istana Bogor. Setelahnya, bangunan yang sebelumnya dijadikan Gereja Bersama, akhirnya tidak dipakai untuk ibadah lagi.



Untuk memfungsikannya kembali, pemerintah menggunakan gedung bekas Gereja ini sebagai Kantor Pos. Saat itu jawatan pos masih dalam pengelolaan PTT (Post Telegraaf Telefoon). Perusahaan inilah yang mengkonsolidasikan seluruh jaringan komunikasi di Hindia Belanda, termasuk di Bogor. 



Tercatat Bogor memiliki kabel telegraph sejak 1857. Dimana hingga tahun 1920an kantor pos dan telegraph lokasinya berada di Station gebouw (bangunan stasiun). 

Catatan peta 1920 menunjukkan lokasi ini berada di sayap kiri gedung Stasiun. Barulah kemudian menempati gedung bekas Gereja yang sudah tidak digunakan tadi. Lokasinya yang berada di jalan Raya Pos dan bersebelahan dengan Kebun Raya Bogor memudahkan penduduk kota saat itu untuk mengaksesnya.

 Bangunan itu hingga kini masih berfungsi sebagai kantor pos. Menjadi akses utama warga kota Bogor untuk berkirim dokumen, surat dan keperluan lainnya.

0 Response to "Sejarah kantor Pos Bogor"

Post a Comment