Jalan Raya Pos saksi bisu si tangan besi Daendels

Jalan Raya Pos atau De Grote Postweg adalah sebuah nama jalan di sepanjang Pulau Jawa yang menghubungkan Anyer dan Panarukan. Jalan Raya ini dibangun pada masa kepemimpinan Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 yang memerintah tahun 1808 - 1811. Perjalanan panjang melintasi jalan raya post ini tak lepas dari panjangnya cerita sejarah yang mengiringinya, termasuk kepemimpinan si tangan besi Daendels dalam membangun jalan lintas antar Pulau ini. 

misteri jalan raya pos daendels


Pembangunan Jalan Raya Post dilakukan pada waktu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis. Pembangunan jalan yang kelak disebut sebagai Jalur Pantura ini juga merupakan sebuah proyek besar dan monumental dari Daendels. Dan demi mencapai ambisinya itu, Daendels sampai-sampai memberlakukan kerja paksa pada rakyat dengan mengesampingkan hak-hak asasi manusia. Banyak rakyat yang dikerjakan secara paksa tanpa mendapat imbalan sepeserpun, sehingga dalam pembangunannya ribuan rakyat meninggal dunia yang diakibatkan oleh penyakit, kelaparan dan kelelahan. 

Dalam pembangunan proyek ini pun melibatkan banyak priyayi / penguasa pribumi atau tuan tanah bahkan centeng-centeng pribumi untuk memobilisasi rakyat. Mereka ditargetkan dengan pembuatan jalan sekian kilometer, dan jika ada yang gagal dalam melaksanakan proyek tersebut atau tidak tepat waktu, sadisnya Daendels akan menghukum mereka termasuk juga para mandor dan pekerjanya.  




Bukan itu saja, kepala mereka yang dihukum mati itu akan dipenggal lalu digantung di pohon-pohon yang ada di kiri-kanan dari ruas jalan.  Dalam masa kepemimpinannya Daendels memang cukup membuat takut pribumi karena ia dikenal sangat kejam, sadis dan tak kenal ampun. Tak segan-segan Daendels sendiri yang akan menembak mati rakyat yang terlihat malas-malasan atau lalai dalam pekerjaannya. 

Saking banyaknya korban dalam pembuatan jalan yang menghubungkan Batavia dengan Banten ini, jumlah pastinya pun masih simpang siur, menurut para sejarawan, korban meninggal kemungkinan lebih dari 15.000 orang dan mayat mereka dibiarkan tanpa dikubur dengan layak.  

Sistem kerja paksa yang tanpa kenal ampun dari Daendels itu membuat pekerjaan pembangunan Jalan Raya ini selesai hanya dalam waktu satu tahun saja (1808). Kepiawaian Daendels dengan tangan besinya itu menjadi prestasi yang luar biasa, bahkan namanya dan Jalan Raya Pos dikenal sampai ke seluruh dunia hingga kini.


Awal dibangunnya Jalan Raya Pos ini adalah untuk kepentingan militer Belanda. Selain itu, Jalan Rayayang menghubungkan Anyer - Panarukan ini digunakan oleh Belanda untuk menunjang sistem t anam paksa atau Cultuur stelsel yang pada masa itu sedang galak-galaknya dicanangkan oleh pemerintahan kolonial Belanda. 



Dengan adanya Jalan lintas antar Pulau ini, maka hasil bumi dari tanah Priangan bisa lebih mudah dikirim hingga pelabuhan di Cirebon untuk kemudian di bawa ke negeri mereka.


Jalan ini pun memperpendek waktu tempuh, jika sebelumnya untuk berangkat melalui darat dari Surabaya ke Batavia akan memakan waktu hingga 40 hari, setelah adanya jalan raya ini waktu tempuh bisa dipersingkat menjadi tujuh hari saja. Daendels memang telah berhasil membuat prestasi yang luar biasa di masanya, meski untuk itu ia harus melakukannya dengan tangan besi.  


herman daendels

Selain untuk mengirimkan hasil bumi dari hasil tanam paksa, Jalan raya ini sering digunakan untuk pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos, sehingga Jalan yang sebelumnya dikenal dengan nama Grote Weg atau Jalan Raya / Jalan Besar kini menjadi Jalan Raya Pos atau Grote Postweg. 


Pada masa-masa awal, sepanjang 4,5 kilometer di jalur jalan raya ini berdiri pos-pos penjagaan yang berfungsi sebagai tempat perhentian dan penghubung untuk pengiriman surat-surat. Jalan raya ini memang dibangun oleh Daendels antara lain untuk melancarkan komunikasi antar daerah yang berada dalam kekuasaannya di sepanjang Pulau Jawa, dan juga sebagai benteng pertahanan di Pantai Utara Pulau Jawa. 




Sekarang jalan raya pos ini digunakan sebagai Jalan Lintas Pantai Utara atau Pantura, namun Jalan Raya Pos yang sebenarnya adalah jalan yang menuju dataran tinggi Preanger (Priangan, Jawa Barat), dari Meester Cornelis (Jatinegara) hingga ke selatan Buitenzorg (Bogor) yang kemudian mengarah langsung ke timur Cianjur, Bandung, Sumedang, dan Cirebon.



0 Response to "Jalan Raya Pos saksi bisu si tangan besi Daendels"

Post a Comment