Dari witte paal hingga air mancur

Sebelum tugu kujang, Kota Bogor sebenarnya pernah memiliki sebuah tugu bernama Witte Paal yang berdiri megah di antara Jl A Yani, Jl Pemuda, Jl Sudirman dan Jl RE Martadinata. Sayang, pada tahun 1964 tugu bercat putih yang oleh penduduk setempat di sebut dengan 'Pilar' ini harus rata dengan tanah. 



sejarah witte paal di bogor



Sejarah Witte Paal

Bagi pemerintah kolonial Belanda, witte paal atau pilar putih merupakan sebuah monumen berharga, karena monumen ini dibangun sebagai peringatan atas kembalinya Buitenzorg dari tangan Inggris. Tugu yang dibangun pada tahun 1839 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu D.J de Eerens (1836 - 1840) berfungsi juga sebagai titik triangulasi primer pulau Jawa yang artinya tugu ini menjadi penentu ketinggian Kota Bogor di atas permukaan laut, sehingga memudahkan mereka dalam membuat Peta Topografi.  Pada masa kejayaannya, witte paal sering menjadi tujuan favorit serdadu Belanda dan Sekutu untuk sekedar berfoto-foto ria. Apalagi tidak jauh dari tugu tersebut terdapat markas militer yang dikuasai mereka. 


Pada tanggal 20 Mei 1958, dalam rangka perayaan Hari Kebangkitan Nasional, salah seorang panitia setempat memberi usulan untuk menghilangkan semua sisa-sia kolonialisme dengan alasan agar tidak membuka luka lama di tubuh bangsa Indonesia. Ternyata usulan tersebut terus bergulir, dan wacana penghancuran itu pun terlaksana pada enam tahun kemudian, yaitu tahun 1964.

Tugu yang berdiri megah menantang langit itu pun harus rata dengan tanah, setelah terlebih dahulu dihancurkan dengan dinamit. Tidak berapa lama, di lahan bekas tugu tersebut, dibangun sebuah kolam lengkap dengan air mancurnya. Selesainya pembangunan kolam dengan air mancur itu bertepatan dengan kunjungan Ratu Sirikit dari Muangthai di tahun yang sama.Saat itu Ratu Sirikit menyempatkan diri untuk menikmati suasana taman air mancur sebelum melanjutkan perjalanannya sebagai tamu negara. 
 
Dibangunnya kolam dengan air mancur itu pun menjadi cikal bakal sebutan Air Mancur untuk menyebut kawasan tersebut, namun sayang kolam tersebut tidak berumur panjang. Beberapa tahun setelahnya tidak ada lagi air mancur yang menghiasi kolam tersebut. Sepanjang sejarah Kota Bogor, di lokasi tersebut selalu mengalami perubahan dan satu hal yang tidak pernah dilupakan adalah keberadaan kolam lengkap dengan air mancurnya, meskipun kemudian kolam itu tidak lagi memancurkan airnya.  

Sekarang kawasan Air Mancur menjadi tempat hiburan bagi anak-anak muda dari berbagai usia dan kalangan. Kawasan ini menjadi pusat kuliner dan jajanan pada malam hari, terutama di malam minggu yang macetnya sungguh luaaar biasa. 
 

Berikut beberapa gambar dari tugu putih atau witte paal pada masa dahulu.



Jln Sudirman pada masa lalu bernama Grote weg
 
Witte paal di antara Groteweg, tjlebouetweg, Boeboelakweg dan Bataviascheweg


Masyarakat setempat menyambut kedatangan Presiden Soekarno dan PM India di sekitar tugu witte paal (1950)
Foto Courtesy Aria Bima

 
Setelah rata dengan tanah

 
Kawasan Air Mancur tanpa air mancur


Mulai memancarkan semburannya
Air Mancur kini

0 Response to "Dari witte paal hingga air mancur"

Post a Comment